" SELAMAT DATANG DI BLOG LDII KABUPATEN OGAN KOMERING ULU "

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas diluncurkannya Blog Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan alamat : ldiioku.blogspot.com. Tujuan utama dibuatnya Blog ini adalah sebagai media informasi bagi semua lapisan masyarakat luas yang membutuhkannya dan sebagai implementasi dari Sosialisasi Gerakan Internet Sehat yang dilakukan oleh DPP LDII dan DPD LDII Provinsi Sumatera Selatan.
Blog ini menampilkan informasi tentang profil, program dan kegiatan LDII Kabupaten OKU dan berita-berita lainnya serta Buku Tamu yang dapat digunakan oleh masyarakat luas untuk memberikan saran, pendapat serta kritikan konstruktif dan membangun untuk kemajuan Blog Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Ogan Komering Ulu ke depan yang lebih baik.
Harapan kami, semoga Blog LDII Kab. OKU Yang sederhana ini dapat memberikan informasi berimbang mengenai LDII sehingga pengunjung bisa mendapatkan informasi dan juga bisa menilai secara objektif tentang LDII tidak hanya dari satu sumber saja di Era Keterbukaan Informasi Publik (KIP) saat ini.
Akhirnya semoga kita tetap dapat mewujudkan ukhuwah Islamiyah, meningkatkan persatuan dan kesatuan antar umat beragama serta tidak mudah terprovokasi.
Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh.
DEWAN PIMPINAN DAERAH
LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU,

K E T U A, SEKRETARIS,

TTD TTD

SAPTO SURONO, S.Pd DWI JOKO HANDOYO, SH

Jumat, 27 Mei 2011

PELATIHAN MANAJEMEN ORGANISASI




BATURAJA, Baru-baru ini tepatnya pada tanggal 24 s/d 27 Mei 2011 Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten OKU mengadakan Pelatihan Manajemen Organisasi Angkatan I dan II yang bertempat di Aula PKK Kab. OKU Jl. Ir. Sutami Baturaja. Acara dibuka langsung oleh Plt.Setda OKU Bapak didampingi oleh Kepala Badan Kesbangpol Bapak SOFYAN EFFENDI BASIR, SE tepat pukul 09.wib. Dalam kata sambutannya Plt. Setda OKU mengatakan bahwa " Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) dan Lembaga Swadaya Masyarakat punya andil yang besar dalam pembangunan Nasional dan Kedaerahan ". Kegiatan Pelatihan Manajemen Organisasi diikuti oleh 80 (delapan puluh) orang peserta dari Ormas dan LSM se-kab. OKU. Adapun tujuan diadakan pelatihan tersebut adalah untuk membekali pengetahuan tentang arti penting manajemen dan organisasi, dikatakan oleh Kesbangpol Kab. OKU Bapak SOFYAN EFFENDI BASIR, SE didampingi oleh Sekretaris Kesbangpol Bapak BURHANUDDIN, SE. Adapun materi yang disampaikan pada saat pelatihan antara lain : 1. Kebijakan Umum Pemerintah Daerah Di Bidang Ormas, 2. Selayang Pandang Ormas dan LSM di Indonesia, 3. Pengertian dan Pendekatan Studi tentang Organisasi, 4. Organisasi Publik versus Swasta, 5. Perilaku, Struktur dan Proses dalam Organisasi, 6. Pengertian Manajemen dan Fungsi-Fungsi Dasar Manajemen dan 7. Pemahaman terhadap Organisasi Non-Profit serta Kelola Organisasi Non Profit. Adapun narasumber kali ini dominan oleh para akademis yang terdiri dari Prof. Dr. Hj. ISNAWIJAYA, M.Si, ADJI ALAMSYAH, S.IP, M.Si, DARMAWAN PURBA, S.IP, HENDRA ALFANI (masing-masing adalah Dosen UNIVERSITAS BATURAJA) dan Bapak Kesbangpol Kab. OKU Bapak SOFYAN EFFENDI BASIR, SE ikut memberikan materi. Hadir dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kab. OKU Ketua Bapak SAPTO SURONO, S.Pd untuk Angkatan I dan Sekretaris Bapak DWI JOKO HANDOYO, SH untuk Angkatan ke II. Acara ditutup pada tanggal 27 Mei 2011 pukul 12.00 wib oleh Sekretaris Kesbangpol Bapak BURHANUDDIN. Acara berjalan tertib dan lancar diakhiri dengan pembagian Sertifikat dan makan siang bersama.

Minggu, 22 Mei 2011

Kurikulum Pendidikan Agama di PT Diperbaiki agar Mahasiswa Tidak Terjerumus Paham Terorisme dan Radikalisme


Jakarta -Kementerian Agama tengah berupaya melakukan perbaikan kurikulum dan metode pendidikan agama pada perguruan tinggi. Pada mata kuliah pendidikan agama, agar mahasiswa tidak terjerumus paham teroris dan radikal maka perlu diajarkan materi tentang terorisme dan radikalisme agama.

Direktur Pendidikan Tinggi Islam Machasin mengemukakan hal tersebut, Kamis (19/5). "Saat ini ada wilayah yang tidak terkontrol di perguruan tinggi seperti bimbingan agama," ujarnya kepada wartawan di ruang kerjanya.

Menurut Machasin, dosen di perguruan tinggi selayaknya mampu memberi jawaban kepada mahasiswa tentang permasalahan di seputar agama. Pasalnya, kalau tidak memuaskan, mahasiswa tentu akan mencari jawaban diluar kampus.

Saat ini, lanjutnya, Kemenag tengah menyamakan persepsi tentang materi terorisme dan radikalisme agama yang akan diajarkan di perguruan tinggi agama. "Misalnya tentang konsep jihad, itu apa," ujarnya. Menurut dia, jihad tidak harus dipersepsikan dengan kekerasan.

Ia menambahkan, bimbingan agama di perguruan tinggi juga dapat diberikan melalui mahad jamiah atau pesantren kampus. "Cara ini sangat efektif, sehingga banyak waktu untuk mendiskusikan hal-hal keagamaan," jelas Machasin.

Dikatakan, model ini sudah diterapkan di beberepa kampus di Perguruan Tinggi Agama Islam seperti di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Di kampus ini, mahasiswa siang hari belajar metode akademik, malam hari metode kultur, pengajian, membaca Alquran, dengan demikian mahasiswa dapat bersama pimpinan perguruan tinggi. "Pimpinan kampus seperti orang tua, jadi mahasiswa tidak lari kemana-mana," imbuh Machasin.

Mahad jamiah juga mendorong, membantu, dan memberdayakan agar menjadi PTAI yang modern, mandiri, mampu memberikan layanan pendidikan dan penelitian yang bermutu sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat serta dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan dan penerapan ilmu agama Islam.

Sebelumnya Menteri Agama Suryadharma Ali dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR dan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), Rabu kemarin mengusulkan agar di kampus perlu diajarkan tentang terorisme dan radikalisme agama sebagai materi dalam mata kuliah dasar umum. Upaya ini untuk memperkuat regulasi kampus yang mempersempit munculnya pemikiran dan gerakan radikalisme agama.

"Yang harus kita lakukan adalah paham radikal tersebut tidak merembes masuk ke lembaga pendidikan dan masyarakat," kata Menag.(Sumber : website.kemenag.go.id).

Kamis, 19 Mei 2011

PENGURUS HARIAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) KAB. OKU HADIRI ACARA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL DAN PENDIDIKAN NASIONAL





BATURAJA, Hari ini Jum'at tanggal 20 Mei 2011 diselenggarakan Peringatan hari Kebangkitan Nasional dan Pendidikan Nasional (HARKIBNAS/HARKIDNAS) Kabupaten OKU di Lapangan Pemerintah Daerah Kabupaten OKU di Jl. A. Yani KM. 5 Kemelak Baturaja. Sebagai Pemimpin Upacara Bupati OKU Bpk. DRS. H. YULIUS NAWAWI dimulai tepat pukul 08.00 wib s/d selesai. Adapun yang menjadi tema peringatan tahun ini " Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dan Raih Prestasi, Junjung Tinggi Budi Pekerti ". Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati OKU Bpk. Drs. H. KURYANA AZIS, Muspida OKU, para Asisten, Kabag, Kadin, Camat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan undangan lainnya. Dalam amanat upacara Bapak Drs. H. Yulius Nawawi selaku Bupati OKU menyampaikan " bahwa tema tahun ini ditetapkan pada sektor Pendidikan sebagai pilar kebangkitan bangsa dan peningkatan prestasi serta menjunjung tinggi budi pekerti ", lebih jauh beliau menyampaikan agar kita semua memiliki budi pekerti yang luhur dimulai dalam lingkungan kelurga terkecil dahulu.Hadir mewakili Pengurus Harian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Ogan Komering Ulu Ketua Bpk. SAPTO SURONO, S.Pd dan didampingi oleh Bpk. H. Indra Puadi, SE Seksi Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK). Acara berjalan dengan tertib dan lancar dilanjutkan dengan Penandatanganan Pernyataan oleh Bupati OKU Bpk. DRS. H. YULIUS NAWAWI, Ketua DPRD OKU Ibu TINA MALINDA, SE, Kapolres OKU Bpk. AKBP.BUDI INDRA DERMAWAN dan tebar bunga di Taman Mahkam Kemarung Baturaja.

Selasa, 10 Mei 2011

Menag : Kerukunan Antar Umat Beragama Modal Dasar Menciptakan Kedamaian


Kupang-Menteri Agama menegaskan, kerukunan antar umat beragama merupakan modal dasar dalam menciptakan kedamaian dan melakukan pembangunan di Indonesia.

"Kalau tidak rukun dan damai, kondisi menjadi tidak kondusif untuk kita melakukan apapun termasuk melakukan pembangunan," ujar Menteri Agama Suradharma Ali membuka kongres Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), sekaligus melakukan peletakkan batu pertama gedung sekretariat bersama FKUB yang berlokasi di Jalan Eltari, Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (2/5) .

Karena itu kedamaian dan kerukunan umat beragama menjadi sangat penting dan vital untuk menciptakan kebahagiaan hidup ke depan. Menurut Suryadharma, Indonesia dikaruniai beragam perbedaan, baik perbedaan adat istiadat, budaya, bahasa dan agama. Termasuk kekayaan alam. Namun, perbedaan tersebut jangan menjadi titik lemah melainkan kekuatan.

"Kalau ada gesekan, saya yakin itu bukan dari penganut agama tapi datang dari mereka yang ingin indonesia gaduh, tidak bersatu sehingga mudah untuk memecah belah bangsa," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Menteri Koperasi dan UKM juga melakukan peletakkan batu pertama Gedung Bersama Sekretariat FKUB. Menurut dia, pembangunan gedung ini diharapkan menjadi lambang kedamaian dan kerukunan masyarakat beragama dari suku manapun. "Dengan kerukunan dan kedamaian kita bisa lakukan apa saja untuk perbaikan bangsa indonesia dimasa depan."

Senada, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya mengatakan, pembangunan gedung sekretariat bersama sekaligus penyelenggaraan kongres FKUB ini diharapkan menjadi obor perdamaian. "Ini merupakan tantangan bagi masyarakat untuk menjaga suasana yang aman dan damai. Kita berdoa semoga kedamaian antar umat beragama terus terjaga," ucapnya.

Menurut dia, pihaknya akan terus menjaga keutuhan Pancasila sebagai dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Saat ini, pihaknya tengah menyosialisasikan dan memperjuangkan pentingnya perdamaian dan hidup rukun dengan berkeliling ke beberapa daerah seperti, Jombang, Bali Aceh, Makassar.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) NTT Frans Sega mengatakan, provinsi NTT merupakan daerah terpadat di wilayah Timur Indonesia dengan jumlah pendduduk 4,6 juta. "Masyarakat akan keluar dari kesulitan jika tercipta kedamaian," terangnya.

Sementara itu, Ketua forum FKUB NTT Pastur Paroki Romo Agustinus Prera mengatakan, kehadiran FKUB sangat diperlukan untuk memberdayakan masyarakat. Dengan kegiatan ini, pihaknya berharap NTT menjadi simbol kerukunan antar umat beragama. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang meresmikan gong perdamaian di NTT.

"Pelaksanaan kongres dan pembangunan gedung ini diharapkan menjadi suar yang memancarkan perdamaian di tengah pluralitas yg ada," katanya.(sumber : website.kemenag.go.id)

Menag: NII Tidak Dapat Dukungan Umat Islam


Jakarta Menteri Agama Suryadharma Ali meminta perhatian dan kewaspadaan bersama terhadap isu aktual seperti Negara Islam Indonesia (NII), terorisme dan lain-lain yang cukup mengganggu iklim kehidupan beragama dan mengusik ketentraman masyarakat.

"Saya perlu menegaskan di sini bahwa gerakan NII tidak pernah mendapat dukungan dari mayoritas umat Islam Indonesia yang setia dengan NKRI," kata Menag saat membuka Raker Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi Jawa Barat, di Gedung As Sakinah Cianjur, Rabu (4/5).

Di tempat yang sama Menag juga melaunching acara Gerakan Masyarakat Maghrib (Gemmar) Mengaji tingkat provinsi Jabar. Acara ini dihadiri Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar, Kakanwil Jabar Saeroji, Direktur Pendidikan Madrasah A. Saifuddin serta seluruh Kepala Kantor Kemenag kabupaten/kota se Jawa Barat.

Menurut Menag, untuk mencegah dan menangkal pengaruh gerakan NII yang meresahkan di kalangan lembaga pendidikan dan masyarakat, diperlukan langkah bersama dan bersatu padu di antara semua elemen dan organisasi Islam di tanah air. "Islam adalah agama yang menyebarkan rahmat dan kedamaian, bukan terror, ketakutan dan keresahan di masyarakat," jelasnya.

Menag mengatakan, merebaknya isu NII merupakan "warning" bagi kita semua untuk lebih memperhatikan pendidikan generasi muda dengan fondasi keberagamaan yang kokoh, sehingga tidak mudah terseret dan terpengaruh dengan paham atau gerakan yang tidak jelas.

Di samping itu, faktor kondisional yang dapat menyebabkan suburnya gerakan-gerakan sempalan, seperti kemiskinan, kepengangguran, melemahnya fungsi keluarga, dan lain-lain harus diperbaiki. "Berkenaan dengan posisi Kemenag dalam menyikapi isu NII, saya perlu menegaskan bahwa Kemenag menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum dan keamanan untuk mengambil tindakan yang diperlukan, dengan tetap menghormati hak asasi manusia."

Di samping itu, lanjut Menag, pihaknya mengajak semua komponen umat Islam, termasuk MUI dan ormas-ormas Islam, untuk mengajak dan menyadarkan saudara-saudara kita yang terpengaruh menjadi pengikut NII agar menyadari kekeliruannya.

Menag juga meminta semua pihak termasuk aparat Kementerian Agama berupaya menutup peluang pemikiran dan gerakan menyimpang yang akhir-akhir marak. Namun demikian penyadaran atau pembinaan terhadap mereka yang ikut aliran yang keliru ini perlu dilakukan secara lebih baik, tanpa menimbulkan kegaduhan dan anarkisme. "Saya malu kalau ada orang mengaku Islam tapi menggunakan kekerasan, seakan-akan Islam itu radikal," kata Menag SDA.(Sumber : website.kemenag.go.id)